Pandemi
Covid-19 membawa dampak yang begitu besar terhadap semua bidang kehidupan tak
terkecuali bidang pendidikan. Bangsa kita pun tak luput dari masalah ini, yang
sekaligus menjadi tantangan besar bagi kita agar Covid-19 segera hilang dan tidak banyak
memakan korban yang lebih besar. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah
adalah dengan kebijakan Belajar dari Rumah
(BDR) atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi semua peserta didik.
Kegiatan belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh, membutuhkan kreativitas serta inovasi dari guru dan kepala sekolah. Adalah fakta bahwa kemampuan guru untuk menggunakan IT dalam pembelajaran sangat beragam. Hal ini mengharuskan kepala sekolah untuk lebih tanggap akan pentingnya peningkatan kompetensi guru untuk menggunakan IT dalam pembelajaran. Hampir semua sekolah telah melakukan pelatihan, mulai dari penggunaan office 365, Microsoft Teams, zoom dan berbagai pelatihan lain yang pada intinya untuk mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Namun demikian, ternyata hasil dari pelatihan tersebut belum secara maksimal diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas. Artinya, media yang digunakan guru untuk pembelajaran sangat beragam sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan mereka dalam menggunakannya. Berikut adalah diagram lingkaran yang menggambarkan persentase jenis media/aplikasi yang digunakan oleh guru di SMA Negeri 1 Lasem selama pandemi Covid-19.
Dengan beragamnya kemampuan dan media yang digunakan oleh guru, ternyata memberikan permasalahan tersendiri, diantaranya kesulitan dalam merekap kehadiran peserta didik dengan cepat dan akurat. Sekolah mengalami kesulitan ketika harus menggabungkan semua isian presensi dari guru dengan model yang berbeda-beda menjadi satu untuk mengetahui kehadiran peserta didik secara keseluruhan. Apalagi jika guru menuliskan nama peserta didik yang tidak hadir dengan cara disingkat atau sekadar nama panggilan. Padahal, rekap kehadiran peserta didik menjadi salah satu bahan bagi wali kelas dan guru BK untuk melakukan pembinaan.
Hal
lain yang juga mengalami kendala karena pandemi adalah masalah administrasi
guru seperti pengumpulan Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Sebelum pandemi, guru SMA Negeri 1 Lasem mengumpulkan satu lembar form
SKP dan bukti fisiknya untuk dinilai oleh kepala sekolah. Namun saat ini, hal tersebut tentu kurang memenuhi
standar atau protokol kesehatan, atau setidaknya perlu upaya untuk
meminimalisir kontak langsung dengan benda secara bergantian.
Bagi guru dan karyawan yang bestatus sebagai ASN, kehadiran mereka dalam melaksanakan tugas dapat dipantau dengan aplikasi Sinaga berbasis android yang saat ini sudah diupdate ke versi 3. Guru dan karyawan melakukan presensi menggunakan handphone mereka masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko penyebaran Covid-19 jika presensi dilakukan dengan mesin finger print yang digunakan secara bergantian. Berbeda dengan ASN, pendidik dan tenaga kependidikan yang belum berstatus sebagai ASN selama ini kurang mendapat perhatian khusus. Belum ada aplikasi semacam sinaga khusus untuk GTT dan PTT. Padahal kedisiplinan semua pendidik dan tenaga kependidikan harus terus dijaga, tak terkecuali mereka yang masih berstatus GTT dan PTT.
Beberapa permasalahan di atas secara umum merupakan permasalahan administrasi guru selama pandemi. Beragamnya kemampuan guru berdampak pada sulitnya pemantauan aktifitas pembelajaran yang dilakukan guru, sulitnya memantau kehadiran peserta didik. Masalah administrasi yang lain adalah teknis penyusunan SKP yang wajib dilakukan oleh guru setiap bulannya, serta masalah kehadiran GTT dan PTT yang belum terdapat aplikasi presensi semacam Sinaga.
Permasalahan-permasalahan di atas tentu saja membutuhkan penyelesaian sesegera mungkin. Maka dari itu dibutuhkan kreativitas dan juga inovasi dari kepala sekolah untuk mengatasinya. Penulis membuat aplikasi dan menggunakannya di SMA Negeri 1 Lasem untuk mengatasi permasalahan administrasi guru dengan lebih efisien khususnya di masa pandemi ini. Aplikasi ini dikembangkan dengan Google Apps Script berbasis pada pemrograman Java Script dan HTML, kemudian untuk report-nya penulis menggunakan Google Data Studio. Karena penulis menggabungkan Google Apps Script dan Google Data Studio, maka penulis menamakan aplikasi ini dengan “Sigapp SMANELA”, yaitu Aplikasi yang dikembangkan dengan Google Apps (Google Apps Script dan Google Data Studio) SMA Negeri 1 Lasem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar