Saya teringat ketika saya menjadi ketua karang
taruna di kampung. Meski jauh dari sosok pemimpin yang ideal, setidaknya saya
telah memberi pijakan yang cukup berarti bagi keberlangsungan organisasi
tersebut selanjutnya. Yah, sebuah organisasi di kampung nan kumuh dan sarat
dengan hal-hal yang negatif seperti miras dan judi. Sedikit demi sedikit dengan
bantuan segelintir teman, niat baik untuk sekedar melakukan perubahan
Alhamdulillah mulai memberikan hasil. Membangun kesadaran dan tanggung jawab
sebagai pribadi, itu yang pertama saya lakukan. Satu hal yang menjadi modal
saya, dengan berbagai kekurangan saya ternyata kata-kata saya banyak didengar.
Alhamdulillah. Pada saat yang sama, karang taruna tetangga yang notabene
berdiri lebih awal ternyata mengalami suatu masalah. Segala saran dan pendapat
sang ketua sama sekali tidak didengar. Apakah ini terkait denga integritas
pribadi? Boleh jadi. Saya jadi teringat apa yang dikataka John C. Maxwell,
bahwa yang penting bukan posisi, tetapi disposisi.
Sebagai sebuah organisasi yang baru lahir saya
selalu melibatkan anggota untuk menetapkan program kerja lengkap dengan
analisis yang diperlukan. Mungkin kalau organisasi beneran menyebutnya visi dan
misi. Visi dan misi? Sayapun waktu itu tidak paham maknanya. Asal jalan dulu
yang penting tujuan tercapai.
Melibatkan orang lain dan anggota untuk menciptakan
visi organisasi merupakan sesuatu yang sangat penting. Keterlibatan mereka akan
memunculkan kekuatan tersendiri untuk mewujudkan visi yang tersusun. Tidak salah
memang jika ada pertanyaan, Kapan terakhir kali Kamu memoles sebuah mobil
sewaan? Hal seperti itu tentu hampir tidak pernah terjadi. Orang cenderung
untuk benar-benar memperbarui hal-hal yang menjadi milik mereka saja. Libatkan anggota dalam penyusunan
program/visi.
Kemauan orang lain / anggota untuk mewujudkan
sebuah visi yang kita sampaikan tidak jarang juga dipengaruhi integritas
pribadi kita. Orang cenderung mempercayai kita dulu baru kemudian visi yang
kita sampaikan. Jika kita menjadi pribadi yang memang dapat dipercaya, maka
merekapun akan menerima apa yang kita percaya. Bahkan, meskipun apa yang kita
sampaikan tersebut sebenarnya tidak meyakinkan. Hal ini mestinya berlaku
sebaliknya, seberapa bagusnya visi yang kita sampaikan, jika orang tidak mempercayai
kita, maka visi kitapun tidak akan mereka percaya. Integritas pribadi …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar